Kamis, 03 April 2014

Dibelokan Itu, Dia Memandangku
 
pada pohon metafora cinta yang tak pula berbuah
hingga daun cinta menepis embun ditepian luka
musim menyerap rasa dan mengalun ritmis
yang berlalu kepenghujung
tetesan-tetesan embun menimpa
dan menyayat jazirah luka terbakar
dipenghujung cinta berbekal senyum
ku nanti dan kau beri
bersama pohon cinta dibelokan senja
 yang mereda dalam tatapan
berlinang kisah cinta tentang kita berdendang indah
merujuk kehausan diperjalanan pulang
hingga tiba dibelokan itu,
dia memandangku
mengucapkan lewat pandangan
berpadu esok lagi


Aku Mengenangmu Bersama Malamku

malam bergulir dalam remang
mengikuti arah tahun-tahun yang beku
jangkrik menyela membunuh keheningan
ingatan untukmu,
bermimpilah,
aku mengenangmu bersama malam
setapak demi setapak
mengucap senyummu yang rekah cukup indah
jajaran-jajaran airmata dipelupuk ku seka
mengikuti arah jatuh
aku senang,
melihat tawa dalam tangisan lukaku
yang adalah tangismu
bibirmu bagai hujan yang membasahi
tanah-tanah kering hatiku
hingga ada tempat aku terjatuh
diapi tubuhmu
bermimpikah aku.?
bukan
aku mengenangmu bersama malam
berbajuzirahkan kegelapan dan kesayuan....